Apa Itu Kalimat Pasif dan Cara Menggunakannya dengan Benar

Bicara tentang kalimat pasif, mungkin beberapa dari kalian pernah menggunakan kalimat tersebut tanpa sadar. Tapi apa itu kalimat pasif sebenarnya? Hal ini seringkali menimbulkan kebingungan untuk beberapa orang. Kalimat pasif adalah cara untuk menyajikan informasi di mana subjek dari sebuah kalimat tidak melakukan tindakan, melainkan menerima tindakan dari objek.

Jadi, jika kamu menulis sebuah kalimat pasif, kamu akan menempatkan objek sebagai subjek utama, sedangkan subjek dijadikan sebagai pelengkap kalimat. Contohnya, “Proyek itu akan diselesaikan oleh tim teknisi kreatif.” Merupakan kalimat pasif, di mana tim teknisi kreatif merupakan subjek yang menerima tindakan (menyelesaikan proyek).

Namun, tidak semua kalimat pasif selalu berguna dalam penulisan. Bahkan, terlalu sering menggunakan kalimat ini dapat membuat tulisan kita menjadi kurang menarik dan sulit dipahami. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan dan bagaimana cara yang tepat untuk menggunakan kalimat pasif dalam penulisan. Dengan begitu, tulisan kamu akan terlihat lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.

Definisi Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek menerima aksi atau proses dari kata kerja, dan bukan pelakunya. Dalam kalimat pasif, objek menjadi subjek dan subjek menjadi objek.

Secara umum, kalimat pasif digunakan untuk menekankan objek atau aksi yang dilakukan pada objek, dan sering digunakan dalam laporan ilmiah atau objek yang tidak bisa melakukan aksi. Pada kalimat aktif, subjek melakukan aksi pada objek.

Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif

Pada dasarnya, kalimat aktif dan pasif adalah dua jenis kalimat dalam bahasa Indonesia. Kalimat aktif ditandai dengan subjek yang melakukan tindakan, sedangkan kalimat pasif ditandai dengan subjek yang menerima tindakan. Perbedaan lainnya antara kedua jenis kalimat ini dapat dilihat dari segi struktur, makna, dan penggunaannya dalam konteks tertentu.

  • Struktur


    Pada kalimat aktif, struktur kalimatnya adalah Subjek-Predikat-Obyek, sedangkan pada kalimat pasif, struktur kalimatnya adalah Obyek-Predikat-Subjek. Contoh kalimat aktif: “Lisa membeli buku”, sedangkan contoh kalimat pasif: “Buku dibeli oleh Lisa”.
  • Makna

    Kalimat aktif cenderung lebih jelas dalam menyampaikan makna, karena subjeknya membawa fokus utama dalam kalimat tersebut. Sementara itu, pada kalimat pasif, fokus utama justru pada obyek yang menjadi penerima tindakan. Contoh: pada kalimat “Ari mengajari anaknya menari”, fokus utamanya adalah Ari yang melakukan tindakan mengajari. Sedangkan pada kalimat “Anaknya diajari menari oleh Ari”, fokus utamanya adalah anak yang sedang belajar menari.
  • Penggunaan

    Kalimat aktif lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam penyampaian informasi secara langsung dan efektif. Sedangkan kalimat pasif lebih sering digunakan dalam teks akademik, ilmiah, atau berita khususnya jika lebih menekankan pada objek daripada subjeknya.

Meskipun terdapat perbedaan struktur, makna, dan penggunaan antara kalimat aktif dan pasif, keduanya tetaplah penting dalam bahasa Indonesia. Kita perlu memahami kedua jenis kalimat tersebut agar mampu menyampikan informasi secara lebih variatif dan efektif dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penulisan teks yang lebih formal.

Kalimat Aktif Kalimat Pasif
Bu Ratna mengajar Siti belajar Siti diajari oleh Bu Ratna
Ali makan buah-buahan Buah-buahan dimakan oleh Ali
Kami memperbaiki mesin itu Mesin itu diperbaiki oleh kami

Tabel di atas menunjukkan perbedaan antara kalimat aktif dan pasif dalam tiga contoh kalimat yang berbeda. Dalam kalimat aktif, subjek merupakan bagian penting dalam kalimat, sedangkan dalam kalimat pasif, obyek menjadi lebih penting dan menonjol pada struktur kalimatnya.

Contoh Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah tipe kalimat di mana subjek dari kalimat tersebut menerima tindakan dari kata kerja yang dilakukan oleh objek. Dalam kalimat pasif, fokus ditempatkan pada objek, sedangkan subjek seringkali dihilangkan atau tidak disebutkan. Berikut adalah beberapa contoh kalimat pasif:

  • Buku ini telah dibaca oleh saya.
  • Sepeda motor tersebut akan diparkir oleh petugas.
  • Rumah itu sudah dijual oleh pemiliknya.
  • Mobil mereka sedang diperbaiki oleh mekanik.

Dalam contoh-contoh kalimat pasif di atas, kita dapat melihat bahwa objek (buku, sepeda motor, rumah, mobil) mendapatkan tindakan dari kata kerja (dibaca, diparkir, dijual, diperbaiki) dan subjek (saya, petugas, pemiliknya, mekanik) hampir selalu tidak disebutkan. Hal ini membuat kalimat pasif terkesan kurang jelas dan kurang tepat.

Sebagai alternatif, kita dapat menggunakan kalimat aktif di mana subjek bertindak pada objek. Contoh kalimat aktif dari contoh kalimat sebelumnya adalah:

  • Saya membaca buku ini.
  • Petugas akan memarkir sepeda motor tersebut.
  • Pemilik sudah menjual rumah itu.
  • Mekanik sedang memperbaiki mobil mereka.

Dalam kalimat aktif, subjek dan objek jelas, dan fokus ditempatkan pada subjek yang melakukan tindakan pada objek. Dalam kebanyakan kasus, kalimat aktif lebih disukai karena lebih jelas dan terkesan lebih tegas.

Rumus Kalimat Pasif

Kalimat pasif merupakan salah satu jenis kalimat di mana objek dari suatu kalimat menjadi subjek tanpa meninggalkan makna yang berbeda pada kalimatnya. Dalam bahasa Indonesia, pembentukan kalimat pasif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rumus yang akan dijelaskan berikut ini.

  • Rumus 1: “di-” + Objek + Kata Kerja Bentuk III + Oleh Pelaku
  • Rumus 2: “di-” + Objek + Kata Kerja Bentuk III (tanpa oleh pelaku)
  • Rumus 3: Kata Kerja Bentuk IV (partisip aktif) + Oleh Pelaku + Objek (sebagai subjek pasif)

Rumus 1 dan 2 merupakan rumus yang paling sering digunakan dalam pembentukan kalimat pasif di bahasa Indonesia. Penggunaan rumus 1 disertai oleh pelaku yang melakukan tindakan terhadap objek, sedangkan pada rumus 2 pelaku tidak perlu disertakan.

Sedangkan pada rumus 3, pembentukan kalimat pasif dapat dilakukan dengan mengubah partisip aktif menjadi subjek kalimat pasif dengan menambahkan pelaku sebagai objek dalam kalimatnya.

Berikut adalah contoh kalimat pasif yang dibuat dengan menggunakan ketiga rumus tersebut.

No Kalimat Aktif Rumus Kalimat Pasif
1. Mereka membangun rumah itu. “di-” + objek + kata kerja bentuk III + oleh pelaku Rumah itu dibangun oleh mereka.
2. Perusahaan tersebut menghasilkan produk berkualitas. “di-” + objek + kata kerja bentuk III (tanpa oleh pelaku) Produk berkualitas dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
3. Mereka sedang mengecat dinding kamar. Kata kerja bentuk IV + oleh pelaku + objek (sebagai subjek pasif) Dinding kamar sedang dicat oleh mereka.

Dengan menggunakan rumus-rumus tersebut, pembentukan kalimat pasif dapat dilakukan dengan mudah dan tepat. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kalimat pasif yang terlalu berlebihan dapat membuat tulisan menjadi tidak enak dibaca dan kurang efektif dalam menyampaikan informasi.

Kelebihan Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah suatu jenis kalimat yang subjeknya menerima tindakan dari objek. Kelebihan penggunaan kalimat pasif adalah sebagai berikut:

  • Memfokuskan pada objek daripada subjek
  • Menghindari kesalahan dalam penyebutan subjek
  • Meningkatkan kesan sopan dan formil dalam bahasa tertulis
  • Menghindari penggunaan repetisi dalam kalimat
  • Memberikan kesan objektivitas pada pembaca

Selain itu, kalimat pasif juga sering digunakan dalam paper akademik atau penulisan ilmiah karena memberikan kesan obyektif dan formal serta menghindari penggunaan kata ganti saya atau kita. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kalimat pasif yang berlebihan dapat membuat teks menjadi membosankan dan sulit dipahami.

Kekurangan Kalimat Pasif

Sejauh ini, kita telah membahas mengenai pengertian, kelebihan, dan contoh dari kalimat pasif. Namun, perlu diketahui bahwa terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan kalimat pasif. Berikut ini adalah beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

  • Kalimat pasif bisa membuat tulisan menjadi kurang jelas dan sulit untuk dicerna oleh pembaca. Hal ini disebabkan karena kalimat tersebut tidak menyatakan siapa yang melakukan tindakan.
  • Kalimat pasif bisa membuat tulisan menjadi monoton dan membosankan. Hal ini terjadi karena kebanyakan kalimat pasif memiliki pola yang sama.
  • Kalimat pasif bisa memakan banyak ruang pada paragraf. Hal ini terjadi karena kalimat pasif cenderung lebih panjang daripada kalimat aktif.

Meskipun terdapat kekurangan-kekurangan tersebut, bukan berarti kalimat pasif sama sekali tidak boleh digunakan. Kalimat pasif masih bisa digunakan sebagai alternatif dalam menulis tergantung dari konteks dan tujuan tulisan.

Manfaat Penggunaan Kalimat Pasif dalam Karya Sastra

Kalimat pasif adalah jenis kalimat yang memposisikan objek sebagai subjek dalam sebuah kalimat. Meskipun kontroversial, kalimat pasif sering digunakan dalam karya sastra karena memberikan manfaat dalam menyampaikan pesan dan membangun suasana yang diinginkan oleh pengarang.

  • Menekankan objek dalam kalimat
  • Dalam beberapa kasus, pengarang ingin menunjukkan pentingnya objek dalam kalimat lebih dari subjeknya. Kalimat pasif membuat objek menjadi subjek sehingga objek lebih ditekankan, seperti pada contoh kalimat pasif “Buku ini dibaca oleh banyak orang”. Kalimat ini menekankan pada buku sebagai objek yang banyak dibaca, sedangkan subjeknya hanya menjadi pelaku tindakan.

  • Menekankan pada tindakan dan hasilnya
  • Kalimat pasif juga membantu pengarang untuk menekankan pada tindakan atau hasil dari suatu kejadian. Contohnya, “Anak itu dihukum oleh gurunya” lebih menekankan pada tindakan yang dilakukan gurunya terhadap anak tersebut daripada subjeknya.

  • Memberikan kesan formal dan objektif
  • Kalimat pasif sering digunakan untuk memberikan kesan formal dan objektif pada karya sastra. Contoh penggunaannya adalah dalam karya ilmiah atau pengajaran. Kalimat pasif memisahkan pembicara dari tindakan atau kejadian, sehingga membuatnya terdengar lebih netral dan tidak memihak pada satu sisi.

Contoh Penggunaan Kalimat Pasif dalam Karya Sastra

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kalimat pasif dalam karya sastra:

Jenis Karya Sastra Contoh Penggunaan Kalimat Pasif
Puisi Bunga-bunga ditepinya kali yang jernih.
Novel Semua kota di dunia ini dicintainya, semua orang di dalam kota itu disayanginya.
Cerpen Tangan itu digenggamnya erat, hingga tak ada yang dapat merebutnya.

Dalam contoh-contoh tersebut, kalimat pasif digunakan untuk memberikan fokus pada objek dan memberikan kesan formal pada karya sastra.

Kesalahan Umum dalam Membuat Kalimat Pasif

Banyak orang salah dalam membuat kalimat pasif, dan ini bisa menganggu pemahaman pembacanya. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi:

  • Mengabaikan subjek dan objek dalam kalimat pasif.
  • Membingungkan antara kalimat pasif dengan kalimat aktif.
  • Terlalu sering menggunakan kata kerja “is” atau “are” dalam kalimat pasif.
  • Tidak memperhatikan keteraturan dalam pembentukan kalimat pasif.
  • Terlalu banyak menggunakan frasa nominal dalam kalimat pasif.
  • Tidak memperhatikan kejelasan makna kalimat pasif.
  • Tidak memperhatikan tata bahasa dan ejaan yang benar dalam kalimat pasif.
  • Tidak menggunakan kalimat pasif dalam konteks yang sesuai.

Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam pembuatan kalimat pasif adalah mengabaikan subjek dan objek dalam kalimat. Dalam kalimat pasif, subjek dan objek ditukar tempatnya, sehingga objek menjadi subjek dan subjek menjadi objek. Namun, banyak orang yang tetap menggunakan subjek aktif dalam kalimat pasif, sehingga kalimat menjadi ambigu dan sulit dipahami.

Selain itu, terdapat juga kesalahan dalam membedakan antara kalimat pasif dan kalimat aktif. Banyak orang yang menganggap semua kalimat yang tidak menggunakan kata kerja aktif sebagai kalimat pasif, padahal tidak selalu demikian. Kalimat pasif hanya terjadi jika objek menjadi subjek dan subjek menjadi objek, sedangkan kalimat aktif tidak mengalami perubahan seperti itu.

Terlalu sering menggunakan kata kerja “is” atau “are” dalam kalimat pasif juga menjadi kesalahan yang umum terjadi. Kata kerja tersebut memang diperlukan dalam kalimat pasif, tetapi jika digunakan secara berlebihan, kalimat menjadi terlalu pasif dan terkesan tidak bermakna. Selain itu, penggunaan frasa nominal yang berlebihan juga menjadi sebuah kesalahan karena membuat kalimat menjadi terlalu rumit.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, sebaiknya kita memperhatikan keteraturan dalam pembentukan kalimat pasif. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan kejelasan makna kalimat pasif, karena jika makna tidak jelas, pembaca akan kesulitan memahami isi kalimat tersebut. Terakhir, perhatikan pula tata bahasa dan ejaan yang benar dalam kalimat pasif, agar kalimat terlihat lebih profesional dan mudah dimengerti.

Kesalahan Koreksi
Saya membuatkan makanan oleh ibu. Makanan dibuat oleh ibu.
Buku ini dibeli oleh saya. Saya membeli buku ini.
Adalah diharapkan agar rapat dapat dimulai pada waktu yang telah ditentukan. Rapat diharapkan dapat dimulai pada waktu yang telah ditentukan.

Itulah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam pembuatan kalimat pasif. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat membuat kalimat pasif yang lebih baik dan mudah dipahami.

Cara Mengubah Kalimat Aktif menjadi Pasif

Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek kata kerja menerima tindakan yang dilakukan oleh objek. Berbeda dengan kalimat aktif di mana subjeklah yang melakukan tindakan pada objek. Dalam menulis, kita sering menggunakan kalimat pasif untuk menekankan objek atau fokus pada tindakan itu sendiri. Berikut beberapa cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:

  • Ganti subjek menjadi objek dan objek menjadi subjek
  • Tambahkan kata “oleh” di antara objek dan kata kerja
  • Konjugasi kata kerja dengan bentuk pasif (biasanya dengan menambahkan “-d” atau “-di” pada akhir kata kerja)

Contoh:

Kalimat Aktif: Saya membeli bunga di toko.

Kalimat Pasif: Bunga dibeli oleh saya di toko.

Kalimat Aktif: Dia menulis buku itu.

Kalimat Pasif: Buku itu ditulis oleh dia.

Untuk kalimat dengan dua objek, kita dapat memilih objek yang ingin ditekankan sebagai subjek dalam kalimat pasif. Contohnya:

Kalimat Aktif: Saya memberikan bunga itu pada ibu.

Kalimat Pasif: Bunga itu diberikan (oleh saya) pada ibu.

Kalimat Aktif: Ibu memberikan uang pada saya.

Kalimat Pasif: Uang diberikan oleh ibu pada saya.

Kita juga dapat menggunakan kata-kata pengganti untuk menghilangkan subjek dari kalimat pasif. Ini umumnya digunakan dalam laporan ilmiah atau dokumen resmi. Contohnya:

Kalimat Aktif: Ahli biologi sedang mempelajari efek logam berat pada lingkungan.

Kalimat Pasif: Efek logam berat pada lingkungan sedang dipelajari oleh ahli biologi.

Atau: Dalam studi ini, kami menemukan bahwa…

Menjadi: Dalam studi ini, ditemukan bahwa…

Keterangan Kalimat Aktif Kalimat Pasif
Present Simple Tense Saya membuka jendela itu. Jendela itu dibuka oleh saya.
Past Simple Tense Siti menyanyikan lagu itu. Lagu itu dinyanyikan oleh Siti.
Future Simple Tense Aku akan menonton film itu di bioskop. Film itu akan ditonton oleh aku di bioskop.

Jika Anda ingin menulis kalimat pasif secara efektif, pastikan untuk menjaga pesan jelas dan mudah dipahami. Jangan terlalu sering menggunakan kalimat pasif agar tulisan tidak membosankan dan sulit dipahami. Selamat berlatih mengubah kalimat aktif menjadi pasif!

Penggunaan Kalimat Pasif dalam Bahasa Inggris Formal

Kalimat pasif sering digunakan dalam bahasa Inggris formal untuk menunjukkan bahwa subjek menerima tindakan di dalam kalimat, bukan sebagai pelaku tindakan. Hal ini dapat memberikan kesan formal dan netral dalam penulisan, terutama dalam situasi akademik atau bisnis.

  • Kalimat pasif digunakan dalam laporan penelitian atau akademik untuk mengikuti aturan penulisan yang lebih formal. Contohnya, “The data was analyzed” (data telah dianalisis) bukan “I analyzed the data” (saya menganalisis data).
  • Kalimat pasif dapat digunakan dalam surat bisnis untuk memperlihatkan netralitas dalam penyampaian pesan. Contohnya, “Your order will be processed” (pesanan Anda akan diproses) bukan “We will process your order” (kami akan memproses pesanan Anda).
  • Kalimat pasif juga dapat digunakan dalam pengumuman resmi, contohnya “A new policy has been implemented” (kebijakan baru telah diterapkan) bukan “We have implemented a new policy” (kami telah menerapkan kebijakan baru).

Selain itu, kalimat pasif dapat menghilangkan fokus pada pelaku tindakan dalam suatu kalimat dan lebih menekankan pada objek atau kata benda yang menjadi fokus kalimat tersebut. Namun, penggunaan yang berlebihan dalam penulisan dapat membuat kalimat menjadi sulit dipahami karena kurangnya penggambaran aksi yang eksplisit.

Dalam penggunaan kalimat pasif, perlu diperhatikan bahwa beberapa kata kerja tidak cocok untuk digunakan dalam bentuk pasif dan harus digunakan dalam bentuk aktif. Contohnya, kata kerja “believe” tidak dapat digunakan dalam bentuk pasif, sehingga kalimat “I believe in your ability” (saya percaya pada kemampuanmu) tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif.

Kata Kerja Bentuk Aktif Bentuk Pasif
Make I made a cake A cake was made by me
Require The meeting requires attendance Attendance is required for the meeting
Receive She received a letter A letter was received by her

Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Inggris formal dapat meningkatkan kesan formal dan netral dalam penulisan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat membuat kalimat sulit dipahami dan beberapa kata kerja tidak cocok untuk digunakan dalam bentuk pasif.

Apa Itu Kalimat Pasif?

Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek menerima tindakan atau pengaruh dari objek atau pelaku. Dalam kalimat pasif, objek menjadi subjek, sementara subjek yang seharusnya menyatakan tindakan menjadi tidak penting atau tidak disebutkan sama sekali. Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan umum seputar kalimat pasif.

1. Kapan kamu menggunakan kalimat pasif?

Kalimat pasif digunakan ketika penulis ingin menekankan pada objek atau pelaku dalam suatu kalimat. Contohnya, “Buku ini telah dibaca oleh aku” menekankan pada buku sebagai objek yang telah dibaca.

2. Apa contoh kalimat pasif?

Beberapa contoh kalimat pasif adalah “ayam ini dimasak oleh ibu” atau “mobil itu telah diperbaiki oleh mekanik”.

3. Bagaimana cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif?

Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, tindakan yang dilakukan oleh subjek diubah menjadi objek, dan objek yang sebelumnya menjadi objek diubah menjadi subjek. Contohnya, “Susi membaca buku itu” menjadi “Buku itu dibaca oleh Susi”.

4. Apakah kalimat pasif selalu lebih baik daripada kalimat aktif?

Tidak selalu. Kalimat pasif dapat membuat tulisan menjadi terlalu formal dan membosankan. Kalimat aktif cenderung lebih ringkas dan mudah dipahami.

5. Mengapa kalimat pasif sering digunakan dalam laporan atau berita?

Kalimat pasif digunakan dalam laporan atau berita karena lebih netral dan formal. Penulis tidak menggambarkan pendapat pribadi mereka, tetapi hanya menyampaikan fakta yang telah ditemukan atau terjadi.

6. Bagaimana cara mengetahui apakah suatu kalimat aktif atau pasif?

Untuk mengetahui apakah suatu kalimat aktif atau pasif, perhatikan subjek dan objek dalam kalimat. Jika objek menerima tindakan atau pengaruh dari subjek, itu adalah kalimat pasif.

7. Apa kelebihan dan kekurangan dari kalimat pasif?

Kelebihan dari kalimat pasif adalah dapat menyorot objek atau pelaku dalam kalimat secara lebih jelas, sementara kekurangannya adalah dapat membuat tulisan terlihat terlalu formal dan membosankan.

Demikian penjelasan singkat mengenai apa itu kalimat pasif. Terima kasih telah membaca artikel ini dan jangan lupa untuk kembali lagi untuk membaca artikel menarik lainnya.