Apa Itu Syiah? Mengenal Sejarah, Ajaran, dan Tradisi Syiah

Apa itu Syiah? Mungkin sebagian dari anda ada yang masih bingung dengan sekte Islam yang satu ini. Syiah adalah salah satu kelompok dalam agama Islam yang memiliki kepercayaan dan praktek yang berbeda dengan kelompok mayoritas Sunni. Secara umum, Syiah mempercayai bahwa imam-imam keturunan Nabi Muhammad SAW memiliki kedudukan yang sangat penting dan dianggap sebagai pemimpin spiritual dalam agama Islam.

Walaupun terdapat perbedaan kecil antara kelompok Sunni dan Syiah, namun perbedaan-perbedaan tersebut cukup signifikan sehingga hingga kini masih sering terjadi konflik baik di Timur Tengah atau di Indonesia sendiri. Beberapa di antara perbedaan tersebut adalah dalam tata cara shalat, penentuan imam dan keluarga yang dianggap penting dalam agama Islam serta urutan suksesi kepemimpinan umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Untuk mengetahui lebih dalam apa itu Syiah, penting bagi setiap anggota masyarakat Islam di Indonesia untuk memahami perbedaan-perbedaan tersebut dan menghargai hak individu untuk memilih kepercayaan sesuai dengan hatinya. Mari kita mulai dengan memahami bahasan yang penting ini agar dapat hidup berdampingan secara toleran dan meningkatkan pemahaman kita tentang islam itu sendiri.

Sejarah dan Asal-Usul Syiah

Sejarah dan asal-usul agama syiah berkaitan dengan pertentangan politik dan kekuasaan yang terjadi setelah kematian Nabi Muhammad. Pada zaman itu, kelompok sahabat Nabi dan keluarganya bersaing untuk memenangkan kekuasaan atas umat Islam. Saat itu, Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Nabi dan menantu beliau yang dianggap oleh sebagian umat sebagai penerus kepemimpinan setelah wafatnya Nabi.

Akan tetapi, Ali tidak diakui oleh beberapa kelompok, termasuk kelompok sahabat yang kemudian diakui menjadi kalangan Sunni. Mereka mengakui Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebagai khalifah setelah Nabi Muhammad. Sedangkan kelompok yang mengakui Ali sebagai penerus kepemimpinan dikenal sebagai syiah atau pengikut Ali.

Sejarah awal munculnya syiah diawali dengan konflik antara keluarga Nabi dan kelompok sahabat. Perbedaan pandangan terjadi akibat kelompok sahabat khususnya Abu Bakar, Umar, dan Utsman yang melakukan penunjukan kepemimpinan secara demokratis atau syura. Sementara Ali merujuk pada keturunan sebagai sumber kekuasaan, citra pemimpin yang bersih/tidak terkontaminasi dalam urusan keagamaan, dan hukum Islam untuk menunjuk pemimpin berkualitas tinggi.

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi sejarah dan asal-usul agama syiah secara lebih rinci:

  • Syiah adalah istilah Arab yang artinya faksi atau grup. Awalnya, kata ini digunakan oleh para pengikut Ali untuk membedakan diri dari kelompok sahabat yang mengakui Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebagai khalifah penerus Muhammad.
  • Pemikiran dan pandangan syiah lebih menekankan pada aspek teologis dan spiritual dibandingkan aspek politik. Mereka percaya bahwa para imam yang keturunan Ali memiliki posisi tertinggi dalam kehidupan umat Islam dan menjalankan tugas sebagai pewaris Nabi Muhammad.
  • Keluarga Ali dan Fatimah, putri Nabi Muhammad, dianggap sebagai dewa-dewi di kalangan syiah dan memiliki kedudukan sebagai maksum, yaitu bebas dari segala dosa dan kesalahan.
  • Sebagian kelompok syiah menganut paham ghuluw atau berlebihan dalam pengagungan terhadap imam. Mereka meyakini bahwa imam-imam tersebut memiliki kekuatan untuk menciptakan keajaiban dan mukjizat.

Perbedaan antara Syiah dan Sunni

Islam adalah agama yang memiliki dua golongan utama yaitu Sunni dan Syiah. Meskipun keduanya mengikuti ajaran Islam, terdapat perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara Syiah dan Sunni:

  • Pemilihan pemimpin: salah satu perbedaan utama antara Sunni dan Syiah adalah dalam hal pilihan pemimpin. Sunni menganggap bahwa pemimpin umat Islam harus dipilih secara demokratis, sementara Syiah meyakini bahwa pemimpin harus berasal dari keluarga Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Syiah memiliki pemimpin spiritual yang disebut Imam.
  • Pandangan tentang para sahabat Nabi: Sunni menghormati dan mengagungkan semua sahabat Nabi Muhammad SAW, sementara Syiah memiliki pandangan yang berbeda. Syiah meyakini bahwa hanya sahabat yang mendukung imam keturunan Nabi Muhammad SAW yang patut dihormati, sementara sahabat yang tidak mendukung dianggap sebagai musuh.
  • Pandangan tentang Ahlul Bayt: Ahlul Bayt adalah keluarga Nabi Muhammad SAW yang terdiri dari istrinya, putra-putranya, cucunya dan keluarga terdekatnya. Sunni menghormati Ahlul Bayt, namun Syiah lebih memperhatikan dan mengagungkan mereka sebagai figur sentral dalam ajaran Islam.

Pandangan tentang guru dan pemimpin spiritual

Selain perbedaan di atas, terdapat perbedaan lain mengenai pandangan terhadap guru dan pemimpin spiritual, serta cara ibadah.

Sunni tidak memiliki pemimpin spiritual formal, sementara Syiah memiliki Imam sebagai pemimpin spiritual. Selain itu, Syiah juga mempercayai adanya para ahli waris dari para Imam yang berfungsi sebagai guru spiritual.

Perbedaan dalam ibadah

Ada beberapa perbedaan yang signifikan dalam tata cara ibadah antara Sunni dan Syiah. Misalnya, cara shalat, jumlah rakaat, dan zikir dalam shalat. Namun, yang paling terkenal adalah perayaan Ashura. Ashura adalah perayaan yang dirayakan oleh Syiah untuk mengenang pengorbanan cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, yang terbunuh dalam pertempuran di Karbala pada tahun 680M. Sunni tidak melakukan perayaan ini.

Sunni Syiah
Memulai adzan dengan ucapan “Allahu Akbar” Memulai adzan dengan ucapan “Syahadatain”
Melakukan 5 waktu shalat Melakukan shalat 3 kali sehari
Shalat Jum’at dipimpin oleh seorang imam Shalat Jum’at dipimpin oleh seorang Imam atau pemimpin syiah

Semua perbedaan ini menunjukkan adanya variasi dalam cara pandang dan pelaksanaan ajaran Islam antara Sunni dan Syiah. Mengetahui perbedaan ini dapat membantu kita memperdalam pemahaman kita tentang agama Islam dan mempromosikan toleransi dan persatuan di antara umat Islam.

Kepercayaan Dasar Syiah

Syiah adalah salah satu cabang dari agama Islam yang memiliki beberapa perbedaan dengan Sunni, cabang Islam yang lebih umum dikenal. Kepercayaan dasar yang menjadi ciri khas Syiah meliputi sejumlah keyakinan mengenai ajaran Islam serta peran para pemimpin dalam memimpin umat.

Keyakinan Dasar Syiah

  • Imamah: Keyakinan bahwa para pemimpin dalam Islam harus dipilih berdasarkan keturunan dari Nabi Muhammad dan imam-imam ini memiliki satu kewenangan untuk memimpin umat dan menafsirkan Al-Quran dan Hadis. Dalam kepercayaan Syiah, beberapa imam diakui sebagai imam yang benar-benar terpilih oleh Allah, seperti Imam Ali, Imam Hasan, dan Imam Husain sehingga mereka dianggap memiliki kelebihan dalam pengertian ajaran Islam dibandingkan dengan para imam lain.
  • Taqiyyah: Keyakinan bahwa jika umat muslim sedang dalam bahaya, maka mereka dapat bersembunyi tentang keyakinan dan praktik keagamaan mereka untuk melindungi diri dan umat muslim lainnya.
  • Thawassul: Keyakinan bahwa seseorang dapat meminta bantuan atau permintaan doa kepada orang-orang suci seperti para nabi, imam, atau orang saleh untuk membantu mereka memperoleh keberuntungan di dunia dan akhirat.

Perbedaan Syiah dengan Sunni

Syiah dan Sunni memiliki perbedaan mendasar dalam cara mereka mengakui kepemimpinan dan otoritas di dalam Islam. Syiah tidak mengakui kepemimpinan dari para Khalifah pertama (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali) dari umat Islam seperti yang diakui oleh Sunni. Selain itu, Syiah sangat memuliakan keluarga Nabi Muhammad, khususnya Ali dan keturunannya sebagai pemimpin yang sah dalam Islam.

Syiah vs Sunni

Syiah Sunni
Menganggap Ali sebagai orang pertama yang memimpin Islam setelah Nabi Muhammad wafat Menyatakan Abu Bakar sebagai penerus Nabi Muhammad
Mengakui pewaris imam-imam Syiah yang dipilih oleh Allah Tidak memiliki pewaris spesifik dan meyakini bahwa setiap pemimpin diangkat secara demokratis atau melalui konsensus komunitas
Memiliki banyak festival dan perayaan keagamaan Lebih berfokus pada kegiatan ritual dan ibadah harian

Kesimpulannya, meskipun memiliki perbedaan dalam keyakinan dan praktik keagamaan, baik Syiah dan Sunni sama-sama mengaku sebagai orang Islam dan memperjuangkan kesatuan dalam Islam.

Imamah: Konsep Kepemimpinan dalam Syiah

Imamah adalah konsep paling penting dalam ajaran Syiah. Kepemimpinan dalam Syiah tidak dilihat sebagai hak prerogatif atau karir politik semata, tetapi sebagai bagian dari warisan sejarah agama. Konsep kepemimpinan Syiah berpusat pada pemahaman bahwa pemimpin itu harus merupakan orang yang ditunjuk langsung oleh Allah dan garis keturunannya harus dapat dilacak hingga Nabi Muhammad. Dalam konteks ini, pemimpin Syiah disebut sebagai imam.

  • Imam adalah orang yang diberikan kelebihan oleh Allah. Mereka dianggap sebagai representasi Tuhan di bumi dan dianggap dapat memberikan pandangan yang benar dan tepat dalam hal agama dan kehidupan manusia. Meskipun mereka manusia, imam diyakini bebas dari segala jenis dosa dan kesalahan, dan memiliki kemampuan untuk melakukan mukjizat.
  • Imam dipilih oleh Allah langsung melalui suatu proses yang disebut sebagai nass. Dalam proses ini, imam sebelumnya menunjuk penggantinya sebelum meninggal dan garis keturunan imam terus berlanjut hingga sekarang.
  • Imam tidak hanya memimpin komunitas dengan memberikan petunjuk agama, tetapi juga bertanggung jawab untuk mengatur urusan politik dan sosial, memastikan keadilan, dan memimpin perang jika diperlukan.

Imamah juga memainkan peran penting dalam pemikiran Syiah tentang akhirat. Syiah meyakini bahwa hanya imam yang benar yang dapat membimbing umat menuju kebahagiaan di akhirat dan memastikan keadilan di dunia.

Secara umum, konsep imamah dalam Syiah menunjukkan bahwa seseorang yang memimpin harus dipilih dan melalui garis keturunan Nabi Muhammad. Hal ini sangat berbeda dengan konsep kepemimpinan dalam Islam Sunni, di mana pemimpin dipilih melalui pemilihan demokratis atau penggabungan pihak-pihak tertentu untuk menciptakan otoritas.

Perbedaan Utama Antara Konsep Kepemimpinan Syiah dan Sunni
Syiah memahami keberadaan imamah sebagai konsep yang bisa dikembangkan dengan garis keturunan semenjak masa Nabi Muhammad, sementara Sunni berpendapat bahwa pemimpin dipilih dengan demokrasi.
Di Syiah, imam diyakini bebas dari segala jenis dosa dan kesalahan, sementara Sunni menganggap bahwa pemimpin adalah manusia yang bisa melakukan kesalahan.
Syiah percaya bahwa hanya imam yang benar yang dapat membimbing umat menuju kebahagiaan di akhirat dan memastikan keadilan di dunia, sementara Sunni menganggap individu bisa meraih kemapanan di akhirat melewati perjuangan mereka sendiri dalam memahamiquillah dan melaksanakan ajarannya sesuai kemampuan individu.

Semua konsep dan prinsip imamah ini memberikan dasar-dasar pemikiran syiah tentang kepemimpinan dan pemimpin, dan menjadi landasan bagi pemikiran Syiah dalam memandang hakikat pimpinan orang-orang suci di dalam umat Islam.

Syiah Islam dan Politik

Syiah adalah salah satu golongan dalam Islam yang memiliki kepercayaan dan pandangan yang berbeda dengan mayoritas umat Muslim. Selain perbedaan pada aspek keagamaan, Syiah juga memiliki pengaruh dalam politik di negara-negara dengan mayoritas Muslim. Berikut adalah beberapa aspek terkait Syiah Islam dan politik:

  • Perbedaan pandangan politik antara Syiah dan Sunni
  • Perbedaan pandangan politik antara Syiah dan Sunni berasal dari perbedaan pandangan dalam hal kepemimpinan umat Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad. Syiah menganggap bahwa seharusnya kepemimpinan umat Islam dilanjutkan oleh keturunan Nabi Muhammad melalui garis keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, sementara Sunni menganggap bahwa pemimpin umat Muslim harus dipilih melalui suara mayoritas umat Islam.

  • Pengaruh Syiah dalam politik Iran
  • Iran adalah salah satu negara dengan mayoritas penduduk Syiah. Sejak Revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, Syiah memiliki pengaruh yang besar dalam politik Iran. Pemerintahan Iran saat ini adalah pemerintahan yang dipimpin oleh Ayatollah Ali Khamenei yang juga merupakan ulama Syiah.

  • Kritik terhadap pemerintahan Syiah di negara-negara lain
  • Beberapa negara di Timur Tengah yang mayoritas penduduknya adalah Sunni memiliki kritik yang keras terhadap pemerintahan Syiah di negara-negara seperti Iran, Irak, dan Suriah. Hal ini karena dianggap bahwa pemerintahan Syiah tidak memperhatikan hak-hak minoritas Sunni dan berusaha menjadikan Syiah sebagai golongan penguasa yang dominan.

  • Keterlibatan Syiah dalam konflik di Timur Tengah
  • Sejak beberapa tahun terakhir, negara-negara di Timur Tengah mengalami konflik yang sangat kompleks seperti di Suriah, Yaman, dan Irak. Syiah memiliki pengaruh yang signifikan dalam konflik tersebut, terutama melalui kehadiran milisi Syiah seperti Pasukan Mobilisasi Rakyat di Irak dan Hizbullah di Suriah.

  • Dampak konflik antara Syiah-Sunni terhadap stabilitas politik di Timur Tengah
  • Konflik antara Syiah-Sunni telah menimbulkan dampak yang besar terhadap stabilitas politik di Timur Tengah. Konflik ini telah memicu kekerasan, terutama di negara-negara yang memiliki perbedaan agama seperti di Irak dan Suriah. Selain itu, konflik ini juga berpotensi meningkatkan ketidakstabilan politik di negara-negara lain di Timur Tengah.

Ahlul Bayt: Peran Keluarga Nabi dalam Syiah

Ahlul Bayt adalah keluarga dekat Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai pewaris spiritual dan pemimpin ulama dalam agama Islam Syiah. Keluarga Nabi Muhammad SAW terdiri dari istri-istrinya dan keturunan langsungnya, termasuk Imam Ali, Fatimah Zahra, Hasan, dan Husain. Ahlul Bayt memainkan peran penting dalam sejarah dan doktrin Syiah Islam.

  • Imam Ali
  • Imam Ali bin Abi Talib adalah sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW. Ia dianggap sebagai Imam pertama dalam Syiah Islam. Ali memiliki pengaruh besar dalam pengembangan ajaran Syiah dan ia dihormati sebagai pemimpin umat Islam yang adil dan bijaksana.

  • Fatimah Zahra
  • Fatimah Zahra, istri dari Imam Ali dan putri perempuan Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai sosok yang sangat dihormati dalam agama Islam Syiah. Menurut Syiah, Fatimah memiliki status yang sama dengan Maryam, ibunda Isa dalam Islam Sunni dan Kristen.

  • Hasan dan Husain
  • Hasan dan Husain, putra-putra dari Imam Ali dan Fatimah Zahra, sangat dihormati dalam agama Islam Syiah karena pengorbanan mereka dalam Pertempuran Karbala pada tahun 680 Masehi. Terutama, Husain dianggap sebagai martir oleh Syiah.

Peran Ahlul Bayt dalam Islam Syiah tidak hanya terbatas pada figur individu. Keluarga Nabi dianggap sebagai sumber ajaran dan panduan spiritual dalam agama Syiah. Mereka dianggap sebagai pewaris gelar dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan mewarisi pengetahuan dan penjelasan tentang ajaran-ajaran Islam. Karena itu, nama-nama seperti Imam Ali, Fatimah Zahra, Hasan, dan Husain sering disebut dalam liturgi dan doa Syiah.

Tak hanya itu, Syiah juga percaya bahwa Ahlul Bayt memiliki kekuasaan kerohanian dan mampu mempengaruhi dunia fisik. Melalui peran dan pengaruh mereka, Syiah meyakini bahwa Ahlul Bayt mampu memberikan keberkahan dan memberikan jalan keluar dari kesulitan.

Ahlul Bayt Tanggal Lahir/Meninggal
Imam Ali 600-661 M
Fatimah Zahra 605-632 M
Imam Hasan 624-670 M
Imam Husain 626-680 M

Dalam agama Islam Syiah, Ahlul Bayt memegang peran penting sebagai sumber ajaran, panduan spiritual, serta figur-figur penting yang dihormati dan dijadikan panutan. Melalui tingkah laku, ajaran, dan pengorbanan mereka, Ahlul Bayt mengajarkan cara hidup dan menunjukkan jalan kepada umat Islam Syiah.

Syiah dan Perayaan Keagamaan

Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang memiliki pengikut di seluruh dunia. Seperti halnya aliran Islam lainnya, Syiah juga memiliki berbagai perayaan keagamaan yang dijadikan momentum untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Perayaan Hari Asyura: Hari Asyura adalah hari ke-10 pada bulan Muharram, yang diperingati oleh Syiah sebagai hari berkabung untuk memperingati kematian Husain bin Ali. Husain adalah cucu Nabi Muhammad dan merupakan sosok yang dianggap penting oleh Syiah sebagai simbol perjuangan dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan. Pada hari ini, Syiah melakukan puasa, berkumpul di masjid dan memperingati kematian Husain melalui ceramah serta pertunjukan teater.
  • Perayaan Hari Maulid: Hari Maulid diperingati oleh Syiah untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Selain diisi dengan pembacaan doa dan zikir, pada hari ini juga diadakan pengajian dan ceramah keagamaan.
  • Perayaan Hari Ghadir: Hari Ghadir dirayakan oleh Syiah untuk memperingati peristiwa penting di mana Nabi Muhammad menunjuk Ali sebagai pemimpin umat Muslim setelah beliau meninggal dunia. Pada hari ini, umat Syiah berkumpul di masjid dan mengikuti pengajian serta ceramah keagamaan.
  • Perayaan Hari Ramadan: Ramadan adalah bulan suci dalam Islam di mana umat Muslim melakukan puasa selama sebulan penuh. Syiah juga memperingati bulan Ramadan dengan melakukan puasa dan menjalankan ibadah-ibadah lainnya seperti terawih dan tarawih.
  • Perayaan Hari Ashura: Selain Hari Asyura, Syiah juga memperingati peristiwa penting lainnya yang terjadi pada bulan Muharram, yaitu kematian Imam Hussain bin Ali. Pada Hari Ashura, umat Syiah melakukan puasa dan berkumpul di masjid untuk mendengarkan ceramah serta memperingati kematian Imam Hussain melalui tarian dan pertunjukan teater.

Contoh Perbedaan Perayaan Keagamaan Syiah dan Sunni

Meskipun memiliki akar yang sama dalam Islam, Syiah dan Sunni memiliki perbedaan dalam cara merayakan perayaan keagamaan. Berikut adalah contoh perbedaan perayaan keagamaan antara Syiah dan Sunni:

Syiah Sunni
Memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam melalui pertunjukan teater. Tidak melakukan pertunjukan teater dalam merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Melakukan puasa selama dua hari berturut-turut pada bulan Muharram untuk memperingati pembantaian Husain bin Ali. Tidak melakukan puasa selama dua hari berturut-turut pada bulan Muharram.
Menyanyikan syair-syair elegi yang melantunkan kesedihan pada Hari Asyura. Tidak menyanyikan syair-syair elegi pada Hari Asyura.

Tentunya, perbedaan-perbedaan dalam perayaan keagamaan antara Syiah dan Sunni yang ada tidak menyebabkan perpecahan dalam Islam. Kedua aliran ini tetap saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.

Syiah dan Praktik Ibadah

Syiah merupakan salah satu sekte dalam agama Islam yang memiliki kepercayaan dan praktik ibadah yang berbeda dengan mayoritas umat Islam. Beberapa praktik ibadah yang dipraktikkan oleh umat Syiah antara lain:

  • Menyembelih hewan dengan cara tertentu yang berbeda dengan mayoritas umat Islam
  • Mengadakan ritual ziarah ke makam para Imam Syiah
  • Mengadakan ritual dukhan atau merokok dalam rangkaian ibadah

Namun, salah satu praktik ibadah yang paling mencolok perbedaannya adalah mengenai jumlah rakaat solat.

Salat Waktu Imam Mzhab Syafi`i Imam Mzhab Syiah
Subuh 2 2 2
Zuhr 4 4 8
Asr 4 4 8
Maghrib 3 3 7
Isya 4 4 7

Salah satu perbedaan paling mencolok dalam praktik ibadah Syiah adalah jumlah rakaat salat Dzuhur, Asar, Maghrib, dan Isya yang dilakukan oleh umat Syiah sebanyak 8 rakaat. Hal ini berbeda dengan mayoritas umat Islam dari mazhab Syafi’I yang hanya melaksanakan 4 rakaat salat Dzuhur dan Asar serta 3 rakaat salat Maghrib dan 4 rakaat salat Isya.

Meskipun praktik ibadah Syiah berbeda dengan umat Islam pada umumnya, namun pada hakikatnya tujuan dari ibadah adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dengan segala bentuk kepatuhan dan ketundukan. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus dapat menghargai perbedaan dan menjaga kerukunan di antara kita.

Kontribusi Syiah dalam Seni dan Kesusastraan Islam

Sebagai salah satu denominasi dalam agama Islam, Syiah memiliki andil yang cukup besar dalam pengembangan seni dan kesusastraan Islam. Berikut adalah beberapa kontribusi Syiah dalam seni dan kesusastraan Islam:

  • Pendekatan Bersifat Simbolis dalam Seni
    Syiah memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap simbolisme dalam seni daripada Sunni. Hal ini tercermin dalam seni dan arsitektur yang dibuat oleh penganut Syiah, seperti gambar-gambar makam atau masjid yang sering dihiasi dengan simbol-simbol khas Syiah seperti bendera atau lambang tangan terbuka. Penggunaan simbol ini memberikan nilai estetika yang cukup dalam seni dan arsitektur yang dibuat oleh Syiah.
  • Pembentukan Perspektif Baru dalam Kesusastraan Islam
    Syiah juga memberikan kontribusi dalam pembentukan perspektif baru dalam kesusastraan Islam, khususnya dalam bidang sejarah Islam. Syiah memiliki cara pandang yang berbeda mengenai sejarah Islam, sehingga memunculkan karya-karya sastra yang unik dan memberikan sudut pandang baru dalam sejarah Islam. Beberapa karya sastra Syiah yang terkenal antara lain adalah Nahjul Balaghah dan al-Kafi.
  • Penyebaran Seni Musik dan Tari
    Syiah juga menjadi penggerak utama dalam penyebaran seni musik dan tari dalam Islam. Seni musik dan tari dipandang sebagai sarana untuk mencapai intimasi dengan Tuhan, sehingga banyak komposer dan musisi Syiah yang mengembangkan genre musik khusus untuk ibadah atau ziarah. Hal ini juga tercermin dalam tari-tarian khas Syiah seperti tari Bakdat yang biasa dilakukan dalam ziarah ke Makam Imam Husain.

Contoh Karya Seni dan Arsitektur Syiah

Contoh yang paling relevan dalam mengilustrasikan kontribusi Syiah dalam seni dan kesusastraan Islam adalah melalui karya seni dan arsitektur yang dibuat oleh Syiah.

Karya Seni dan Arsitektur Kontribusi Syiah
Makam Imam Husain Makam Imam yang paling suci bagi penganut Syiah dan dihiasi dengan simbol-simbol khas Syiah seperti lambang tangan terbuka dan bendera berwarna hijau.
Gambaran Karbala dalam Seni Lukis Gambaran ini menjadi salah satu karya seni yang paling mewakili tragedi Karbala, di mana Imam Husain terbunuh.
Tampilan Arsitektur Masjid Jamek di Iran Masjid Jamek di Iran memiliki ornamen dan hiasan yang indah, diberi sentuhan simbol-simbol khas Syiah seperti lambang tangan terbuka.

Dalam kesimpulannya, kontribusi Syiah dalam seni dan kesusastraan Islam sangat besar, menyumbangkan karya-karya seni yang indah dan memberikan wawasan baru bagi dunia Islam. Hal ini juga menunjukkan keunikan dan keragaman di dalam agama Islam yang tidak boleh diabaikan.

Syiah dan Gerakan Kebangkitan Islam Modern

Syiah merupakan salah satu aliran Islam yang memiliki ciri khas tersendiri dalam praktik keagamaannya. Dalam teologinya, Syiah meyakini bahwa pemimpin umat Islam haruslah berasal dari keluarga Nabi Muhammad SAW, yaitu keluarga Ali bin Abi Thalib. Hal ini berbeda dengan kebanyakan umat Islam yang meyakini bahwa pemimpin umat Islam dapat dipilih melalui musyawarah dan demokrasi.

Di beberapa negara, khususnya di Timur Tengah, Syiah menjadi gerakan kebangkitan Islam modern yang penting. Gerakan ini terjadi karena adanya ketidakpuasan terhadap ketidakadilan dan ketimpangan sosial-ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Berikut ini adalah penjelasan tentang peran Syiah dalam gerakan kebangkitan Islam modern:

1. Mempunyai peran penting dalam pemerintahan Iran

Sejak Iran di bawah kepemimpinan Ayatollah Khomeini pada tahun 1979 menjadi republik Islam, Syiah mempunyai peran besar dalam pemerintahan dan kehidupan politik Iran. Selain itu, pemerintahan Iran menjadi inspirasi bagi gerakan kebangkitan Islam di Timur Tengah.

2. Transformasi budaya di Iran

  • Sejak revolusi 1979, Syiah memainkan peran penting dalam transformasi budaya dan sosial di Iran. Hal ini terlihat dari kebijakan pemerintah yang menekankan pada kearifan lokal Islam dan moralitas.
  • Budaya baca dan tulis telah digemakan serta pesantren-pesantren tradisional mulai mendapat perhatian yang lebih.
  • Perubahan sosial ini memunculkan diskusi terbuka di Iran tentang sistem pemerintahan dan demokrasi Islam sebagai alternatif bagi “demokrasi barat”.

3. Membangun pusat dakwah di Najaf dan Qom

Najaf dan Qom adalah kota suci bagi umat Syiah di seluruh dunia. Di kedua kota tersebut terdapat pusat-pusat dakwah dan pendidikan Islam yang diakui oleh umat Islam internasional. Pusat-pusat ini menjadi tempat perkumpulan dan pembelajaran bagi ulama, mahasiswa, intelektual dan aktivis keagamaan.

4. Syiah dalam gerakan anti-Zionis dan anti-barat

No Gerakan Tingkat dukungan Syiah
1 Palestina Tinggi
2 Hezbollah di Lebanon Tinggi
3 Negara Suriah Tinggi
4 Pemerintah Yaman Sedang

Syiah dalam gerakan kebangkitan Islam modern mempunyai peran yang sangat vital. Walaupun Syiah hanya merupakan minoritas dalam Islam, namun Syiah mampu mempengaruhi perkembangan keagamaan dan politik di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah.

Pertanyaan Umum Tentang Apa Itu Syiah

1. Apa arti Syiah?

Syiah adalah sebuah kelompok agama Islam yang memiliki pandangan dan ajaran yang berbeda dengan Sunni.

2. Apa perbedaan antara Syiah dan Sunni?

Perbedaan antara Syiah dan Sunni terletak pada pandangan dan pendekatan mereka terhadap kepemimpinan umat Islam setelah kematian Nabi Muhammad.

3. Adakah syarat menjadi penganut Syiah?

Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi penganut Syiah, namun setiap orang yang ingin bergabung harus memahami ajaran dan keyakinan mereka terlebih dahulu.

4. Mengapa Syiah menjadi kontroversial?

Syiah menjadi kontroversial karena pandangan dan ajaran mereka yang berbeda dengan Sunni dan kadang-kadang dianggap sebagai kelompok yang ekstrem dalam Islam.

5. Bagaimana Syiah memandang konsep kepemimpinan dalam Islam?

Syiah memandang bahwa kepemimpinan dalam Islam harus dipegang oleh satu orang yang dianggap sebagai pengganti Nabi Muhammad, yaitu Imam.

6. Apa yang dimaksud dengan Imam dalam agama Syiah?

Imam dalam agama Syiah adalah seorang pemimpin spiritual yang dianggap sebagai penerus nabi dan memiliki otoritas tertinggi dalam ajaran Syiah.

7. Adakah perbedaan antara ajaran Syiah di Iran dan di negara-negara lain?

Meskipun ajaran Syiah mengalami perbedaan tipologi di berbagai negara, namun inti keyakinan dan ajarannya tetap sama di seluruh dunia.

Terima Kasih Telah Membaca

Terima kasih telah membaca artikel tentang apa itu Syiah. Semoga artikel ini bermanfaat dan menginformasikan kamu tentang pandangan dan keyakinan ajaran Syiah. Jangan lupa untuk mengunjungi kami lagi untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. Sampai jumpa!