Apa itu Maintenance dan Bagaimana Pengaruhnya pada Kinerja Mesin

“Apa itu maintenance?” Pertanyaan yang seringkali muncul ketika kita berbicara tentang kesehatan dan perawatan aset yang dimiliki. Namun sayangnya, masih banyak yang belum mengenal dan memahami arti dari maintenance. Sebenarnya, maintenance dapat diartikan sebagai perawatan terhadap suatu objek atau peralatan yang dimiliki, agar tetap berfungsi secara optimal dan tahan lama.

Pentingnya maintenance dalam kehidupan sehari-hari memang seringkali terabaikan. Padahal, dengan melakukan maintenance secara teratur, kita dapat mengurangi risiko kerusakan dan memperpanjang waktu penggunaan suatu aset. Tidak hanya itu, melakukan maintenance juga berarti kita sudah mempersiapkan diri sejak dini untuk menghadapi kemungkinan kerusakan atau masalah yang dapat terjadi pada suatu peralatan.

Terkadang, kita seringkali lupa bahwa bahkan hal kecil seperti perangkat elektronik atau kendaraan pun membutuhkan perawatan. Oleh karena itu, sudah saatnya kita lebih memperhatikan pentingnya maintenance dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat memaksimalkan penggunaan aset yang kita miliki, sambil menjaga agar tetap berfungsi secara optimal dan tahan lama.

Definisi Maintenance

Maintenance atau pemeliharaan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk memelihara, memperbaiki, dan memperbaiki kondisi suatu barang, peralatan, atau sistem agar tetap berfungsi dengan baik dan efisien sesuai dengan fungsinya. Aktivitas maintenance meliputi inspeksi, perawatan, perbaikan, penggantian, dan upgrade.

Pentingnya Maintenance dalam Industri

Maintenance adalah suatu proses perawatan yang dilakukan pada sebuah mesin atau peralatan agar dapat berfungsi dengan baik dan optimal. Pentingnya maintenance dalam industri memiliki beberapa faktor yang tidak bisa diabaikan, seperti:

  • Meningkatkan efisiensi dan kehandalan mesin
  • Mengurangi resiko kecelakaan kerja
  • Meningkatkan umur mesin dan peralatan
  • Meningkatkan produktivitas dalam produksi
  • Meningkatkan kualitas dalam produksi

Ini semua dapat tercapai dengan melakukan maintenance secara rutin dan terencana. Sebuah mesin yang terawat dan dioptimalkan akan berjalan dengan baik dan hal ini akan berdampak langsung pada kualitas produk yang dihasilkan.

Jenis-jenis Maintenance yang Dapat Dilakukan

Ada beberapa jenis maintenance yang dapat dilakukan pada sebuah mesin atau peralatan, yaitu:

  • Preventive Maintenance: merawat mesin atau peralatan sebelum terjadi kerusakan
  • Predictive Maintenance: melakukan pemantauan dan perawatan berdasarkan data dan alat pengukur yang ada
  • Corrective Maintenance: memperbaiki kerusakan ketika mesin atau peralatan sudah rusak
  • Condition-based Maintenance: merawat mesin atau peralatan berdasarkan kondisinya saat ini

Dengan mengetahui jenis-jenis maintenance yang ada, sebuah perusahaan dapat memilih jenis maintenance yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

Tahapan Proses Maintenance

Proses maintenance meliputi beberapa tahapan, yaitu:

GWRFi17

Tahap Deskripsi
Penjadwalan Memilih waktu dan interval maintenance yang tepat
Persiapan dan Perencanaan Melakukan persiapan dan perencanaan untuk kegiatan maintenance
Pelaksanaan Melakukan kegiatan maintenance sesuai dengan planning dan persiapan
Pengecekan Menguji mesin atau peralatan dan mengisi daftar pengecekan
Dokumentasi Membuat laporan dan dokumentasi kegiatan maintenance

Dengan mengikuti tahapan proses maintenance yang benar, sebuah perusahaan dapat memastikan bahwa mesin atau peralatan mereka terawat dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal dalam proses produksinya. Kegiatan maintenance yang dilakukan secara teratur dan terencana akan meminimalkan resiko kerusakan mesin, serta memperpanjang umur mesin dan peralatan tersebut.

Jenis Maintenance

Maintenance atau perawatan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki keadaan suatu barang, mesin, ataupun properti agar tetap berfungsi dengan baik dan terjaga keawetannya. Jenis-jenis maintenance secara umum dapat dibagi menjadi empat bagian:

  • Corrective Maintenance
  • Preventive Maintenance
  • Predictive Maintenance
  • Condition-Based Maintenance

Preventive Maintenance

Preventive maintenance (PM) adalah suatu strategi perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kegagalan mesin dengan melakukan perawatan secara teratur. PM dilakukan sesuai dengan jadwal tertentu, dimana kegiatan perawatan dan pemeriksaan akan dilakukan secara rutin agar mesin selalu berjalan dengan baik.

Preventive maintenance dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Time-Based Maintenance, dimana PM dilakukan berdasarkan jadwal atau waktu tertentu. Jenis PM ini paling sering digunakan dalam perawatan gedung, kendaraan, dan permesinan.
  • Usage-Based Maintenance, dimana PM dilakukan berdasarkan jumlah penggunaan atau kerja yang dilakukan oleh mesin. Peralatan yang sering digunakan seperti lift, mesin produksi, dan alat berat akan mendapatkan perawatan lebih sering dibandingkan yang jarang digunakan.

Manfaat dari preventive maintenance diantaranya adalah memperpanjang umur mesin, mencegah terjadinya kesalahan, mengurangi biaya perbaikan, dan memastikan bahwa peralatan selalu siap digunakan.

Predictive Maintenance

Meskipun banyak jenis maintenance yang digunakan untuk menjaga peralatan agar tetap berfungsi maksimal, pada akhirnya, semua upaya maintenance bertujuan untuk mengurangi kerusakan yang tak diinginkan dan menghindari downtime yang merugikan.

Salah satu jenis maintenance yang kian popular dan efektif digunakan dalam menjaga peralatan tetap prima adalah predictive maintenance. Jenis maintenance ini mencakup teknik pengukuran terhadap kondisi mesin seperti getaran, tekanan, temperatur, dan kewajiban peralatan terhadap lingkungan.

Dari hasil pengukuran tersebut, sistem akan menghasilkan prediksi tentang perawatan yang harus dilakukan oleh teknisi. Hasil prediksi ini dapat digunakan untuk menjadwal perawatan ke depan sehingga teknisi dapat merencanakan kapan harus melakukan perawatan sebelum peralatan benar-benar rusak.

Dengan menggunakan predictive maintenance, kita dapat mengurangi frekuensi perbaikan yang mahal, memperpanjang umur peralatan dan mengurangi downtime tidak terduga. Contoh dari teknik predictive maintenance yang sering digunakan adalah analisis getaran dan monitoring kondisi peralatan untuk mengukur tekanan dan temperatur.

Preventive Maintenance

Preventive maintenance atau perawatan preventif adalah jenis perawatan yang dilakukan secara berkala untuk mencegah kerusakan atau gangguan yang mungkin terjadi pada suatu mesin atau peralatan. Tujuan dari perawatan preventif adalah untuk menjaga kondisi mesin atau peralatan dalam keadaan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja dan umur mesin tersebut.

  • Pemeriksaan Berkala: Salah satu bentuk perawatan preventif adalah dengan melakukan pemeriksaan atau inspeksi berkala pada mesin atau peralatan. Hal ini dapat membantu dalam mendeteksi masalah yang mungkin timbul sejak awal dan mencegah kerusakan yang lebih besar.
  • Perawatan Berkala: Selain pemeriksaan, perawatan berkala juga harus dilakukan untuk menjaga mesin dan peralatan dalam kondisi optimal.
  • Penjadwalan Perawatan: Penjadwalan perawatan preventif sangat penting untuk memastikan bahwa semua mesin dan peralatan mendapat perawatan secara teratur dengan jangka waktu yang tepat.

Perawatan preventif juga dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor berikut:

  • Kebersihan di sekitar mesin atau peralatan untuk mencegah kotoran dan debu yang dapat masuk ke dalam sistem dan merusak bagian mesin.
  • Pemakaian suku cadang asli dan berkualitas untuk menjaga kualitas mesin atau peralatan.
  • Penggunaan pelumas yang tepat dan berkualitas untuk menjaga kinerja mesin atau peralatan.

Berikut adalah contoh jadwal perawatan preventive untuk sebuah mesin:

Kegiatan Frekuensi
Pemeriksaan visual Mingguan
Penggantian oli dan filter Bulanan
Pembersihan dan pelumasan Tiga bulan sekali
Pengecekan tekanan udara Semesteran

Jadwal perawatan preventif dapat bervariasi tergantung pada jenis mesin atau peralatan.

Corrective Maintenance

Salah satu jenis maintenance yang umum dilakukan adalah Corrective Maintenance atau maintenance korektif. Seperti namanya, tipe maintenance ini dilakukan ketika terjadi kerusakan atau kegagalan pada suatu peralatan atau sistem produksi. Tujuan dari melakukan corrective maintenance adalah untuk memperbaiki kerusakan, mengembalikan fungsi peralatan atau sistem, dan menghindari terjadinya kerusakan yang lebih parah di masa depan.

  • Proses Corrective Maintenance
  • Proses corrective maintenance meliputi beberapa tahapan, yakni:

  • Identifikasi kerusakan
  • Prioritasi urutan perbaikan
  • Pelaksanaan perbaikan
  • Pengujian ulang peralatan atau sistem yang telah diperbaiki

Proses corrective maintenance dimulai dengan identifikasi kerusakan yang terjadi pada peralatan atau sistem produksi. Identifikasi ini dilakukan dengan memeriksa peralatan dan sistem yang rusak, memeriksa riwayat maintenance sebelumnya, dan mewawancarai operator atau pengguna peralatan dan sistem.

Setelah kerusakan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengenali prioritas urutan perbaikan. Prioritas ini berkaitan dengan tingkat urgensi peralatan dan sistem tersebut diminta untuk beroperasi kembali untuk memenuhi kebutuhan produksi atau pelayanan yang membutuhkan kedua peralatan dan sistem tersebut untuk beroperasi.

Setelah prioritas perbaikan dihasilkan, pelaksanaan perbaikan dilakukan oleh teknisi maintenance atau ahli yang dipekerjakan khusus untuk melakukan corrective maintenance. Setelah perbaikan selesai, peralatan atau sistem tersebut akan diuji ulang untuk memastikan semua fungsi peralatan dan sistem telah kembali normal.

Apa yang perlu diperhatikan selama corrective maintenance adalah waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perbaikan. Terkadang biaya yang dikeluarkan dapat lebih mahal dan waktu pengerjaan yang membutuhkan lebih banyak waktu karena teknisi harus memeriksa detail peralatan dan sistem. Oleh karena itu, perlu desain yang sesuai untuk memperbaiki permasalahan tersebut.

Kerugian yang dapat terjadi akibat kurangnya corrective maintenance Cara mengurangi kerugian
Kerusakan yang lebih serius yang dapat menyebabkan downtime yang lama Meningkatkan frekuensi preventive maintenance dan melakukan corrective maintenance setelah kerusakan terdeteksi
Peningkatan biaya karena perbaikan yang lebih mahal Memperbaiki kerusakan ketika terdeteksi dan melakukan preventive maintenance
Pengaruh negatif pada kinerja produksi atau layanan Menyusun rencana maintenance yang meliputi preventive dan corrective maintenance sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Total Productive Maintenance (TPM)

Total Productive Maintenance (TPM) adalah suatu strategi perawatan yang difokuskan pada ketersediaan mesin dan peralatan optimal dengan memaksimalkan produktivitas dan mengurangi kerugian akibat downtime atau kegagalan mesin. TPM bukan hanya praktik perawatan terjadwal, namun juga termasuk pengembangan karyawan dan perbaikan proses produksi secara terus-menerus.

  • Prinsip Dasar TPM
  • TPM memiliki prinsip dasar yang terdiri dari 5S, partisipasi karyawan, otonomi perawatan, perawatan pencegahan, dan peningkatan terus-menerus. Dalam prinsip 5S, lingkungan kerja harus bersih dan rapih agar dapat meningkatkan efisiensi produksi dan keamanan. Partisipasi karyawan adalah tentang melibatkan karyawan dalam proses perbaikan dan pengembangan. Otonomi perawatan adalah memberikan karyawan tanggung jawab dalam memantau dan memelihara mesin. Perawatan pencegahan adalah melakukan perawatan sebelum terjadinya kerusakan yang serius. Peningkatan terus-menerus adalah fokus pada perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas.

  • Manfaat TPM
  • Implementasi TPM dapat memberikan manfaat bagi perusahaan antara lain meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengurangi downtime, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan moral karyawan, dan mengurangi biaya perawatan. Hal ini akan membantu perusahaan untuk menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

  • Implementasi TPM
  • Implementasi TPM dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan yang terstruktur, dimulai dengan pengenalan dan sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan. Perencanaan mencakup pemilihan mesin yang tepat, pengembangan SOP, pemberian pelatihan dan pendidikan, serta pengukuran kinerja. Pelaksanaan mencakup penerapan prinsip-prinsip TPM dan otonomi perawatan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja dan memperbaiki proses produksi yang kurang efektif.

Perawatan Mandiri (Autonomous Maintenance)

Perawatan Mandiri (Autonomous Maintenance) adalah strategi perawatan yang memfokuskan karyawan pada perawatan mesin dan peralatan dalam lingkup tanggung jawab mereka. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan produktivitas dan mengurangi downtime. Perawatan mandiri melibatkan karyawan dalam pemeliharaan dan pemantauan rutin mesin, peralatan, dan ruang kerja.

Jenis Perawatan TPM

Ada dua jenis perawatan dalam TPM, yaitu perawatan terjadwal (Scheduled Maintenance) dan perawatan pencegahan (Preventive Maintenance). Perawatan terjadwal dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sementara perawatan pencegahan dilakukan sebelum terjadinya kerusakan atau kegagalan pada mesin.

Jenis Perawatan Deskripsi
Perawatan terjadwal Perawatan yang dilakukan menurut jadwal yang telah ditetapkan, seperti pembersihan, pelumasan, dan penggantian suku cadang.
Perawatan pencegahan Perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan atau kegagalan, seperti deteksi awal kerusakan, pemeriksaan berkala, dan perbaikan rutin.

Perawatan terjadwal dan perawatan pencegahan adalah bagian penting dari TPM yang dapat membantu mesin dan peralatan tetap dalam kondisi prima dan mengurangi kegagalan mesin atau downtime yang tidak diinginkan.

Reliability-Centered Maintenance (RCM)

Reliability-Centered Maintenance (RCM) merupakan metode perawatan yang didasarkan pada pengendalian risiko. RCM mempunyai keunggulan dalam mengoptimalkan lifecycle atau masa pakai dari suatu fasilitas atau inventarisasi. Selain itu, dapat meminimalisir biaya perawatan dan waktu downtime dari suatu fasilitas atau inventarisasi.

  • RCM mengutamakan pemeliharaan preventif yang efektif
  • RCM diagungkan di industri penerbangan karena bersifat kritis
  • RCM berfokus pada risiko yang signifikan bagi pabrik, fasilitas, mesin atau perlengkapan lainnya

Untuk mencapai tujuan utama RCM, implementasi RCM dilakukan melalui beberapa tahapan berikut:

  • Pengumpulan data – untuk mendapatkan semua informasi mendetail mengenai proses bisnis
  • Analisis berdasarkan produktivitas – untuk mengidentifikasi mesin dan peralatan yang tingkat produktivitasnya tinggi
  • Analisis fungsi mesin
  • Analisis penjumlahan risiko – untuk menilai risiko dan dampak dari setiap kegagalan mesin atau peralatan lainnya
  • Strategi pemeliharaan – untuk memilih strategi pemeliharaan terbaik sesuai dengan tingkat risiko dan pentingnya mesin atau peralatan lainnya
  • Implementasi dan pemantauan – untuk memastikan strategi pemeliharaan terbaik secara efektif dilakukan dan berjalan optimal

Tabel di bawah ini menjelaskan lebih detil tentang kriteria apa saja yang dinilai dalam analisis penjumlahan risiko:

Kategori Risiko Parameter Tingkat Risiko
Potensi kegagalan peralatan Ketergantungan, Keandalan, dan Kebisingan Tinggi, Sedang, Rendah
Konsekuensi kegagalan peralatan Konsekuensi Fatal, Konsekuensi Kritis dan Tidak Kritis Tinggi, Sedang, Rendah
Resiko Biaya Biaya Pemeliharaan, Biaya Perbaikan dan Biaya Penggantian Tinggi, Sedang, Rendah

Dalam penerapannya, RCM tidak hanya efektif untuk meningkatkan efektivitas bisnis, tetapi juga dapat memperpanjang masa pakai dan umur mesin, sehingga menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Manfaat dari Maintenance

Maintenance adalah sebuah tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar suatu peralatan atau mesin tetap berfungsi dengan baik. Ada banyak manfaat dari melakukan maintenance secara rutin, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
  • Mengurangi biaya perawatan dan perbaikan jangka panjang
  • Memperpanjang masa pakai peralatan dan mesin
  • Meningkatkan keamanan dan kesehatan kerja
  • Meningkatkan nilai aset perusahaan
  • Meminimalkan risiko kerusakan dan kegagalan
  • Menjaga konsistensi kinerja dan kualitas produk
  • Mendukung lingkungan yang lebih bersih dan sehat
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan

Untuk menjaga efektivitas dari program maintenance, penting untuk menetapkan jadwal dan sistem monitoring yang baik. Sebuah laporan yang detail serta dokumentasi akan membantu dalam mengukur efektivitas dari program maintenance yang telah dilakukan. Dalam jangka panjang, maintenance dapat membantu perusahaan dalam menghemat biaya operasional dan memperpanjang umur pakai peralatan.

Manfaat Penjelasan
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas Maintenance membantu mengurangi downtime dan kegagalan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
Mengurangi biaya perawatan dan perbaikan jangka panjang Dengan melakukan maintenance rutin, perusahaan dapat menghindari biaya perbaikan yang besar dan tidak terduga.
Memperpanjang masa pakai peralatan dan mesin Perawatan yang baik dapat memperpanjang umur pakai peralatan dan mesin sehingga tidak perlu membeli peralatan baru dengan frekuensi yang tinggi.
Meningkatkan keamanan dan kesehatan kerja Maintenance membantu memastikan peralatan dan mesin beroperasi dengan aman sehingga dapat mencegah kecelakaan dan cedera kerja.

Dengan melakukan maintenance secara rutin, perusahaan dapat memperoleh manfaat yang besar dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan membuat rencana maintenance yang baik dan memastikan agar program tersebut dilaksanakan dengan baik.

Tantangan dalam Manajemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan adalah sebuah proses untuk menjaga, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja suatu sistem atau peralatan yang ada. Dalam pengaplikasiannya, proses pemeliharaan seringkali menghadapi tantangan-tantangan yang perlu diatasi agar efektif dan efisien. Berikut ini adalah sepuluh tantangan dalam manajemen pemeliharaan:

  • Tantangan dalam Peramalan
  • Tantangan dalam Pengaturan Anggaran
  • Tantangan dalam Pengaturan Jadwal
  • Tantangan dalam Pengumpulan Data
  • Tantangan dalam Pemilihan Strategi Pemeliharaan
  • Tantangan dalam Menerapkan Pengetahuan dari Data Historis
  • Tantangan dalam Memilih Metode Pemeliharaan
  • Tantangan dalam Mengoptimalkan Pemeliharaan Berkala
  • Tantangan dalam Meningkatkan Efisiensi Energi
  • Tantangan dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Operasional

Tantangan dalam Peramalan

Tantangan pertama dalam manajemen pemeliharaan adalah membuat peramalan yang akurat tentang waktu pemeliharaan yang diperlukan untuk sistem atau peralatan tersebut. Peramalan yang tidak akurat dapat menghasilkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan, seperti kemacetan produksi, peningkatan biaya, dan penurunan efisiensi yang bisa mengancam kelangsungan bisnis.

Tantangan dalam Pengumpulan Data

Tantangan berikutnya adalah pengumpulan data. Data yang kurang lengkap atau tidak akurat menghasilkan keputusan yang buruk dalam pemeliharaan. Beberapa pengukuran harus dilakukan oleh sensor yang mahal atau perangkat lain yang membutuhkan waktu lama untuk pengujian. Hasilnya, pengumpulan data yang buruk dapat mengurangi efektivitas strategi perawatan dan menghasilkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien.

Tantangan dalam Memilih Metode Pemeliharaan

Memilih metode pemeliharaan yang tepat juga merupakan tantangan dalam manajemen pemeliharaan. Ada banyak metode yang bisa digunakan, tetapi harus dipilih dengan hati-hati dan disesuaikan dengan jenis sistem atau peralatan yang akan dilakukan perawatan. Kesalahan dalam memilih metode pemeliharaan dapat menghasilkan kerugian di masa depan.

Tantangan dalam Mengoptimalkan Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala memegang peran penting dalam manajemen pemeliharaan. Pemeliharaan berkala yang efektif dapat membantu mencegah kerusakan atau kegagalan sistem atau peralatan. Namun, pemeliharaan berkala juga dapat menjadi biaya yang besar bagi perusahaan, dan bisa mengurangi produktivitas. Oleh karena itu, tantangan utama adalah bagaimana mengoptimalkan pemeliharaan berkala agar lebih efisien dan efektif.

Tantangan dalam Meningkatkan Efisiensi Energi

Manajemen energi adalah bagian penting dari manajemen pemeliharaan. Konsumsi energi yang berlebihan dapat menimbulkan biaya yang besar bagi perusahaan dan berdampak pada lingkungan karena terbuangnya energi yang tidak perlu. Meningkatkan efisiensi energi dapat menjadi tantangan dalam manajemen pemeliharaan, tetapi juga dapat menghasilkan manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan lingkungan.

Tantangan dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Operasional

Lingkungan operasional yang terus berubah dapat menjadi tantangan dalam manajemen pemeliharaan. Perubahan ini dapat mempengaruhi pembuatan keputusan dalam pemeliharaan dan strategi yang akan digunakan. Oleh karena itu, manajemen pemeliharaan harus adaptif untuk menghadapi perubahan lingkungan operasional yang terjadi.

Tantangan Penjelasan
Tantangan dalam Peramalan Membuat peramalan yang akurat mengenai waktu yang diperlukan untuk pemeliharaan suatu sistem atau peralatan
Tantangan dalam Pengumpulan Data Mengumpulkan data yang lengkap dan akurat untuk mengoptimalkan kinerja sistem atau peralatan
Tantangan dalam Memilih Metode Pemeliharaan Memilih metode pemeliharaan yang tepat untuk setiap jenis sistem atau peralatan
Tantangan dalam Mengoptimalkan Pemeliharaan Berkala Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemeliharaan berkala
Tantangan dalam Meningkatkan Efisiensi Energi Menjaga agar konsumsi energi efisien dan mengurangi dampak lingkungan yang merugikan
Tantangan dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Operasional Menjadi adaptif dalam menghadapi perubahan lingkungan operasional yang terjadi

Itulah sepuluh tantangan dalam manajemen pemeliharaan yang perlu diatasi agar dapat menjalankan pemeliharaan dengan efektif dan efisien. Dengan memahami tantangan-tantangan tersebut dan menentukan strategi yang tepat untuk mengatasinya, manajemen pemeliharaan dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis dan menghindari kerugian yang timbul akibat kerusakan atau kegagalan sistem atau peralatan.

Apa itu Maintenance dan 7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apakah Anda sering mendengar kata maintenance? Bagi sebagian orang, maintenance mungkin masih terdengar asing. Berikut adalah penjelasan tentang apa itu maintenance beserta beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan:

1. Apa itu maintenance?

Maintenance adalah segala usaha perbaikan dan pemeliharaan yang dilakukan pada sebuah objek atau fasilitas. Tujuannya adalah untuk menjaga agar objek atau fasilitas tersebut selalu dalam kondisi yang baik dan siap digunakan.

2. Apa saja jenis-jenis maintenance?

Jenis-jenis maintenance antara lain: preventive maintenance, corrective maintenance, scheduled maintenance, dan unscheduled maintenance.

3. Apa bedanya preventive maintenance dan corrective maintenance?

Preventive maintenance dilakukan sebelum terjadinya kerusakan pada objek atau fasilitas. Sedangkan corrective maintenance dilakukan setelah terjadinya kerusakan.

4. Apa itu scheduled maintenance?

Scheduled maintenance adalah maintenance yang direncanakan dan dilakukan secara terjadwal. Contohnya adalah perawatan berkala kendaraan atau mesin.

5. Apa itu unscheduled maintenance?

Unscheduled maintenance adalah maintenance yang dilakukan secara mendadak karena ada kerusakan yang harus segera diperbaiki.

6. Siapa yang bertanggung jawab melakukan maintenance?

Tergantung pada jenis objek atau fasilitas yang akan dimaintenance. Dalam beberapa kasus, pemilik atau pengelola lah yang bertanggung jawab melakukan maintenance.

7. Mengapa maintenance sangat penting dilakukan?

Maintenance penting dilakukan agar objek atau fasilitas selalu dalam kondisi yang baik dan dapat digunakan secara optimal. Selain itu, melakukan maintenance juga dapat memperpanjang umur pakai objek atau fasilitas tersebut.

Semoga penjelasan tentang apa itu maintenance dan 7 pertanyaan di atas bermanfaat bagi Anda. Terima kasih telah membaca artikel ini. Jangan lupa untuk mengunjungi blog kami lagi untuk mendapatkan informasi menarik lainnya tentang teknologi dan bisnis.