Indonesia memiliki beragam adat istiadat dan kebudayaan yang hingga saat ini masih terjaga dan dilestarikan, salah satunya adalah rumah adat dari tiap-tiap daerah dengan ciri khas, keunikan dan karakternya masing-masing, seperti rumah adat yang berada di Gorontalo, Sulawesi Utara.
Gorontalo memiliki beberapa rumah adat yang hingga saat ini masih terjaga dan dilestarikan, diantaranya adalah rumah adat Dulohupa dan rumah adat Bantayo Poboide yang paling dikenal masyarakat dan merupakan warisan yang masih terus dilestarikan, kental akan budaya dengan arsitektur yang dibangun berdasarkan konsep adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat.
Rumah Adat Dulohupa
Masyarakat Gorontalo kerap menyebut rumah adat Dulohupa ini dengan nama Yiladia Dulohupo Lo Ulipu Hulondahlo. Rumah adat ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyelanggarakan musyawarah adat, atau berbagai pagelaran upacara adat seperti adat pernikahan, pagelaran budaya atau upacara adat lainnya.
Rumah adat ini memiliki bentuk rumah panggung dengan bagian atap rumah tersusun rapi dari jerami, dibentuk menyerupai sebuah pelana dengan bentuk segitiga bersusun dua, Pada bagian dinding depan terdapat tange lo bu’ulu letaknya tergantung disamping pintu masuk rumah, sedangkan bagian dalam rumah tidak banyak sekat.
Rumah adat Dulohupa memiliki pilar-pilar kayu sebagai penyokong karena bentuknya rumah panggung, pilar-pilar tersebut memiliki makna dan artinnya tersendiri. Pilar utama rumah atau Wolihi berjumlah 2 buah, pilar depan berjumlah 6 buah dan pilar dasar atau potu berjumlah 32 buah. Jumlah anak tangga terdiri dari 5-7 anak tangga.
Rumah Adat Bantayo Poboide
Bantayo yang artinya sebagai bangunan atau gedung, sedangkan Poboide memiliki arti tempat musyawarah, Bantayo Poboide memiliki makna bangunan atau tempat yang digunakan untuk bermusyawarah, atau sebagai tempat berkumpulnya masyarakat untuk melakukan musyawarah.
Selain digunakan sebagai tempat bermusyawarah masyarakat setempat, rumah adat ini juga digunakan untuk melakukan berbagai upacara adat atau upacara pernikahan, penerimaan tamu, dan upacara adat lainnya. Bangunan rumah adat ini dibangun menggunakan material kayu hitam dan kayu coklat kemerahan, jenis kayu tersebut merupakan kayu pilihan terbaik yang memiliki daya tahan kuat dan sangat kokoh.
Contoh Gambar Rumah Adat Gorontalo
